VUCA adalah situasi yang dapat perusahaan hadapi. Apakah itu? Baca lebih lanjut penjelasan mengenai VUCA berikut ini.
Dalam menjalankan bisnis tentu tidak lepas dari masalah. Tak jarang terjadi pergolakan di dunia bisnis yang mengakibatkan situasi perusahaan semakin sulit.
Para pelaku bisnis kini tengah berhadapan dengan lingkungan yang cepat berubah dan tidak terprediksi. Terlebih lagi adanya ancaman resesi ekonomi global yang perlu setiap pebisnis tangani dengan melakukan strategi bisnis.
Terdapat istilah yang dapat menggambarkan situasi ini yaitu VUCA singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. Dengan mempelajari istilah ini lebih dalam, pelaku bisnis dapat membuat perencanaan atau strategi bisnis yang tepat.
Oleh karena itu, penting untuk anda pelajari mengenai konsep VUCA. Baca lebih lanjut penjelasan konsep VUCA dalam bisnis berikut ini.
Daftar Isi:
TogglePengertian VUCA Adalah?
VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity yang pertama kali digunakan pada tahun 1987, mengacu pada teori kepemimpinan Warren Bennis dan Burt Nanus.
Pada awalnya, U.S Army War College memperkenalkan konsep ini untuk menggambarkan dunia multilateral yang lebih bergejolak, tidak pasti, kompleks, dan ambigu yang dirasakan dari berakhirnya Perang Dingin.
Sejak itu perusahaan dan organisasi dari berbagai industri mengadopsi konsep VUCA untuk memandu kepemimpinan serta perencanaan yang strategis.
Singkatan dari istilah ini berisi kata yang menggambarkan situasi sulit yaitu volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan yang lebih rinci:
Baca juga: Quotation Adalah: Arti, Jenis, Contoh, dan Cara Membuatnya
-
Volatilitas (Volatility)
Volatilitas dalam konteks bisnis menggambarkan kondisi perubahan yang sering terjadi, berlangsung cepat, dan berdampak signifikan.
Tanda dari volatilitas adalah hadirnya tantangan baru dan sulit untuk menentukan apa penyebabnya. Sifat dari volatil sendiri tidak dapat diprediksi. Namun, tersedia informasi tentang perubahan serta situasi yang mudah dipahami.
Situasi volatil tidak lepas dari adanya dampak teknologi, tatanan ekonomi baru, nilai dan gaya hidup yang berubah, dan lainnya.
Contoh dari kasus volatilitas dalam bisnis adalah kasus crypto Terra Luna yang nilainya anjlok hingga -99,9% hanya dalam beberapa hari.
Untuk mengatasi situasi ini perkiraan serta rencana bisnis haruslah fleksibel dan adaptif, sehingga dapat memperhitungkan kemunculan disrupsi, aturan baru, perkembangan teknologi, pola sosial, persaingan, serta potensi gaya hidup konsumen.
Jadi, pebisnis perlu cepat tanggap serta kemampuan membaca arah perubahan yang sedang terjadi.
-
Ketidakpastian (Uncertainty)
Kriteria dari ketidakpastian dalam konsep ini adalah ketika tidak adanya informasi mengenai seberapa besar dampak perubahan suatu hal. Ketidakpastian tersebut merupakan akibat dari adanya perubahan yang sangat cepat.
Hal ini dapat terjadi saat anda telah mengetahui akan hubungan sebab-akibat, tetapi masih bingung harus mengambil langkah apa.
Contoh dari kasus uncertainty adalah dampak dari lingkungan global, yaitu dengan hadirnya perbankan online. Hal ini mengakibatkan sekitar 46.000 cabang bank telah tutup di seluruh wilayah Eropa sejak tahun 2007.
Dalam menghadapi ketidakpastian atau uncertainty, pelaku bisnis perlu bersikap optimis dan berhati-hati dalam mengambil tindakan. Anda perlu menyeleksi langkah potensial serta menghitung risiko dan keuntungannya.
Tak hanya itu, sebagai pebisnis juga harus terus up to date terkait tren dan perkembangan terbaru.
-
Kompleksitas (Complexity)
Situasi yang kompleks adalah ketika terdapat banyak bagian serta variabel yang saling terkait.
Konsep complexity atau kompleksitas sudah tidak asing lagi karena tersedia sebagian informasi dan dapat diprediksi. Namun, ketersediaannya dalam jumlah besar dan sulit untuk memprosesnya, dapat menyebabkan kewalahan.
Dalam menjalankan bisnis kompleksitas dapat terjadi saat mengalami masalah. Banyaknya pilihan solusi dapat menjadi kompleksitas dan membuat anda sulit mengambil keputusan secara bijak.
Cara terbaik untuk meminimalisir complexity atau kompleksitas adalah senantiasa mengikuti perkembangan tren pasar, keilmuan, serta teknologi. Selain itu, pelaku bisnis juga perlu mengambil keputusan berdasarkan data (data-based decision making).
Jadi sebelum mengambil keputusan, perlu mengumpulkan berbagai data terlebih dahulu. Kemudian buatlah pilihan solusi berdasarkan data tersebut.
Pertimbangkan risiko, efektivitas, efisiensi, serta keuntungan dari segi modal untuk menentukan pilihan akhir.
-
Ambiguitas (Ambiguity)
Ambiguitas atau ambiguity dalam konsep VUCA mengartikan adanya kondisi tanpa hubungan sebab-akibat yang jelas (ambigu). Sifat dari kondisi ini adalah baru atau belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga tidak bisa diprediksi.
Begitupun dengan penyebab serta dampaknya yang mengakibatkan ketidakjelasan atau area abu-abu.
Sebagai contoh, ketika perusahaan akan meluncurkan produk baru. Akan muncul pertanyaan seperti “apakah produk ini akan berhasil?” atau “apakah konsumen akan menyukai produk ini” dan lain sebagainya.
Anda mungkin tidak bisa menjawabnya secara langsung. Untuk menghadapi situasi ini, perlu melakukan riset terlebih dahulu. Selain itu pebisnis juga harus bersikap sabar karena kesuksesan produk ataupun bisnis tidak dapat diperoleh dalam sekejap.
Dampak VUCA pada Bisnis
Banyak pakar yang menyebutkan bahwa saat ini kita telah berada di era VUCA, dan tentunya konsep ini merupakan bagian penting dalam bisnis.
Meningkatnya volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, serta ambiguitas bisnis dapat mengubah pasar dan sifat persaingan.
Kemampuan perusahaan dalam merasakan, memproses, serta merespon tantangan dengan lebih cepat dari pesaing dapat membantu mendapatkan peluang dan meminimalisir risiko.
Setidaknya terdapat 4 dampak dari era VUCA terhadap bisnis:
- Disrupsi Teknologi: kecanggihan teknologi dapat membentuk pasar, tren yang berubah-ubah mempersulit prediksi untuk investasi yang tepat.
- Ketidakstabilan pasar: ketidakseimbangan atas apa yang terjadi seperti pemerintahan tidak stabil dan krisis ekonomi dapat mengganggu hubungan global secara substansial.
- Persaingan yang tinggi: kemudahan informasi dan dampak teknologi berdampak pada semakin banyaknya bisnis baru muncul, yang artinya persaingan semakin tinggi.
- Konsumen yang berubah-ubah: hadirnya pilihan baru dapat berdampak pada loyalitas konsumen. Kriteria dari konsumen pun semakin tinggi sehingga lebih sulit mempertahankannya.
Cara Menghadapi VUCA dalam Bisnis
Setelah memahami VUCA singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, ambiguity dan setiap penjelasannya serta dampaknya dalam bisnis, pelaku bisnis perlu mengambil langkah untuk mengatasinya.
Adapun beberapa cara yang dapat anda lakukan untuk menghadapi VUCA adalah berikut ini:
-
Memilih Jajaran Pimpinan yang Tepat
Dalam menghadapi situasi VUCA, perusahaan perlu memilih jajaran eksekutif atau para manajer secara bijak. Dengan memilih pimpinan yang memiliki kemampuan sesuai, dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat.
Kriteria dari pemimpin yang tepat adalah mampu memecahkan berbagai masalah, mulai dari permasalahan internal hingga eksternal. Pemilihan pimpinan yang tepat mampu mengarahkan perusahaan dengan lebih baik.
-
Mengerti Kemampuan Kinerja Karyawan
Pemahaman terkait kinerja seluruh karyawan merupakan hal yang penting agar dapat menentukan posisi dan tugas yang sesuai.
Tak hanya itu, perusahaan juga perlu memiliki pemahaman secara komprehensif agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
-
Melakukan Transformasi Digital
Adaptif merupakan sikap yang penting untuk dapat bertahan di era yang berkembang cepat ini. Salah satunya adalah dengan melakukan transformasi digital.
Transformasi digital dapat memberikan peluang bisnis yang lebih besar dengan memasuki pasar yang lebih banyak dan menarik minat konsumen baru.
Apabila perusahaan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman, dapat berakibat pada sulitnya bisnis untuk berkembang karena keterlambatan.
-
Memberikan Pelatihan atau Kursus
Cara lainnya untuk menghadapi VUCA dalam bisnis adalah dengan meningkatkan keterampilan serta produktivitas karyawan. Hal tersebut dapat meningkatkan kualitas SDM perusahaan yang mampu memecahkan masalah dengan solusi yang tepat.
Baca juga: Akuntansi Biaya Adalah: Definisi Hingga Fungsinya dalam Bisnis
Contoh Perusahaan yang Berhasil Mengatasi VUCA
Agar dapat memahami lebih baik bagaimana cara mengatasi VUCA adalah dengan belajar dari perusahaan telah berhasil menghadapinya. Salah satu contoh perusahaan yang berhasil menghadapi VUCA adalah Unilever.
Unilever menghadapi situasi ini dengan mempersiapkan sumber daya yang lebih unggul untuk respon dari tantangan bisnis. Fokus utama dari perbaikan adalah pada sektor internalnya terlebih dahulu.
Hal pertama yang perusahaan ini lakukan adalah memindahkan kantor ke BSD, sehingga dapat melakukan komunikasi yang lebih intens pada antar pekerja dan divisi.
Selanjutnya perusahaan juga memberikan program pelatihan untuk mendapatkan SDM yang handal dalam mengatasi VUCA.
Unilever juga menerapkan prinsip keterbukaan dan akses internal pada karyawannya. Praktiknya adalah memberi perangkat yang terhubung dengan data perusahaan, sehingga karyawan bisa mengetahui apa saja yang didapat selain gaji, contohnya.
Hal-hal tersebut bertujuan agar karyawan menjadi lebih fokus dan produktif terkait apa yang telah menjadi tugasnya. Selain itu juga mendorong karyawan untuk menunjukan kemampuan terbaiknya.
Demikian penjelasan mengenai VUCA dalam bisnis, mulai dari pengertian, dampak, cara menghadapi, hingga contoh perusahaan yang sukses mengatasinya.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk anda. Simak juga berbagai artikel informatif lainnya hanya di Everpro!