Daftar Isi:
ToggleApa itu CVP?
- Charles T. Horngren: “Cost-Volume-Profit (CVP) adalah sebuah alat yang berguna dalam perencanaan laba jangka pendek dan jangka panjang. CVP membantu perusahaan dalam memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba, serta membantu perusahaan dalam mengoptimalkan laba mereka.”
- John J. Wild: “Cost-Volume-Profit (CVP) adalah sebuah teknik analisis yang memungkinkan perusahaan untuk menentukan tingkat penjualan minimum yang diperlukan untuk mencapai titik impas dan menghasilkan laba. CVP juga membantu perusahaan dalam mengoptimalkan keuntungan dengan mempertimbangkan biaya, volume, dan harga jual.”
- Garrison, Noreen, dan Brewer: “Cost-Volume-Profit (CVP) adalah sebuah alat analisis yang di gunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya, volume, dan laba. Dalam konteks CVP, biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan volume adalah jumlah unit yang di jual. Analisis CVP dapat membantu perusahaan dalam memahami berapa banyak unit yang perlu di jual untuk mencapai titik impas dan menghasilkan laba, serta membantu perusahaan dalam mengoptimalkan laba mereka.”
Secara umum, para ahli sepakat bahwa CVP merupakan alat analisis yang penting dalam perencanaan keuangan dan manajemen perusahaan. CVP membantu perusahaan dalam memahami hubungan antara biaya, volume, dan laba, serta membantu perusahaan dalam mengoptimalkan laba mereka dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti biaya, volume, dan harga jual.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi CVP
- Harga Jual: Harga jual adalah faktor penting yang mempengaruhi analisis CVP. Semakin tinggi harga jual, semakin besar kontribusi margin yang dihasilkan per unit produk, sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas pada volume penjualan yang lebih rendah.
- Biaya Variabel: Biaya variabel adalah biaya yang berubah sejalan dengan peningkatan volume penjualan atau produksi. Semakin tinggi biaya variabel, semakin tinggi juga titik impas dan semakin besar volume penjualan yang di butuhkan untuk mencapai titik impas.
- Biaya Tetap: Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah. Semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi titik impas dan semakin besar volume penjualan yang di butuhkan untuk mencapai titik impas.
- Volume Penjualan: Volume penjualan adalah jumlah produk atau jasa yang di jual oleh perusahaan. Semakin tinggi volume penjualan, semakin besar kontribusi margin yang dihasilkan perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas pada volume penjualan yang lebih rendah.
- Efisiensi Operasional: Efisiensi operasional merujuk pada kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya produksi dan biaya operasional secara efektif. Semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya, semakin tinggi kontribusi margin yang di hasilkan dan semakin rendah titik impas yang di butuhkan.
- Kompetisi: Persaingan di pasar juga dapat mempengaruhi analisis CVP. Jika ada persaingan yang ketat, harga jual mungkin harus di turunkan untuk mempertahankan pangsa pasar, yang dapat mempengaruhi kontribusi margin dan titik impas.
- Perubahan Lingkungan Bisnis: Perubahan lingkungan bisnis seperti perubahan regulasi, perubahan teknologi, dan perubahan tren pasar dapat mempengaruhi analisis CVP. Perusahaan harus dapat menyesuaikan strategi dan biaya mereka untuk mengatasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
Contoh Kasus dalam Penggunaan CVP
Misalkan perusahaan ABC memproduksi dan menjual produk A dengan harga jual Rp 20.000 per unit. Biaya variabel per unit adalah Rp 8.000, sedangkan biaya tetap total adalah Rp 120.000. Berdasarkan informasi ini, berikut adalah analisis CVP:
- Titik Impas (Break-Even Point)
Titik Impas adalah level penjualan dimana perusahaan tidak menghasilkan laba atau rugi. Dalam hal ini, titik impas dapat di hitung dengan rumus berikut:
Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per unit – Biaya Variabel per unit)
Titik Impas = Rp 120.000 / (Rp 20.000 – Rp 8.000) = 10.000 unit
Artinya, perusahaan ABC perlu menjual 10.000 unit produk A untuk mencapai titik impas.
- Kontribusi Margin
Kontribusi margin adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Dalam hal ini, kontribusi margin adalah:
Kontribusi Margin = Harga Jual per unit – Biaya Variabel per unit
Kontribusi Margin = Rp 20.000 – Rp 8.000 = Rp 12.000 per unit
Artinya, setiap unit produk A yang di jual memberikan kontribusi margin sebesar Rp 12.000.
- Laba
Laba dapat di hitung dengan rumus berikut:
Laba = (Harga Jual per unit x Volume Penjualan) – (Biaya Variabel per unit x Volume Penjualan) – Biaya Tetap
Jika perusahaan ABC menjual 30.000 unit produk A, maka labanya dapat di hitung sebagai berikut:
Laba = (Rp 20.000 x 30.000) – (Rp 8.000 x 30.000) – Rp 120.000 = Rp 30.000.000 – Rp 60.000 – Rp 60.000 = Rp 29.880.000
Artinya, perusahaan ABC akan menghasilkan laba sebesar Rp 29.880.000 jika mereka menjual 15.000 unit produk A.
Dari contoh analisis CVP di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan ABC perlu menjual 10.000 unit produk A untuk mencapai titik impas. Jika mereka menjual lebih dari 10.000 unit, maka mereka akan menghasilkan laba. Dalam hal ini, semakin tinggi volume penjualan, semakin tinggi juga laba yang di hasilkan, selama biaya tetap dan biaya variabel per unit tetap konstan.
Baca juga: Packing List Adalah: Ketahui Arti, Manfaat, Hingga Cara Membuatnya!
Komponen dalam Cost-Volume-Profit
Cost-Volume-Profit (CVP) analysis terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
- Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah jumlah uang yang di terima dari penjualan produk atau jasa. Dalam analisis CVP, pendapatan di gunakan untuk menghitung jumlah kontribusi margin dan laba yang di hasilkan.
- Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume penjualan. Contoh biaya variabel adalah bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya pengemasan, dan biaya pengiriman.
- Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan perubahan volume penjualan. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan biaya utilitas.
- Kontribusi Margin (Contribution Margin)
Kontribusi margin adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Kontribusi margin digunakan untuk membayar biaya tetap dan menghasilkan laba.
- Titik Impas (Break-Even Point)
Titik impas adalah level penjualan dimana perusahaan tidak menghasilkan laba atau rugi. Titik impas dapat di hitung dengan membagi biaya tetap dengan kontribusi margin per unit.
- Margin Laba (Profit Margin)
Margin laba adalah perbandingan antara laba bersih dan pendapatan. Margin laba di gunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan produk atau jasa.
- Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analysis)
Analisis sensitivitas di gunakan untuk memperkirakan dampak perubahan pada salah satu variabel (seperti harga jual atau biaya variabel) terhadap laba bersih. Analisis sensitivitas membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis untuk meningkatkan laba perusahaan.
Selain dengan metode di atas, Kami menawarkan 3 Layanan Unggulan Kami:
- Optimasi Toko dan Campaign
- Tingkatkan kenyamanan customer dengan CS dan Admin Toko
- Dapatkan performa iklan terbaik
Mari daftar sekarang juga ke layanan Marketplace Enabler, nikmati keuntungannya dan siap-siap omzet laba penjualan teman-teman meningkat!