Return to sender – istilah ini seringkali terdengar di bagian ekspedisi, jika sudah berbagai cara namun tidak menemukan solusinya.
Biasanya di sebabkan karena alamat pengirim yang di berikan tidak di temukan atau kurang jelas, di sisi lain pun sang penerima tidak bisa di hubungi.
Maka biasanya, solusi terbaiknya yaitu dengan return to sender.
Untuk info selengkapnya yuk simak di sini.
Baca juga: Bagaimana Kemajuan Pengiriman Surat Saat Ini, di Ramadhan 2023? Intip Ini!
Daftar Isi:
ToggleDefinisi Return to Sender
Bila kata di atas di terjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia maka artinya adalah di kembalikan pada pengirimnya.
“Return to sender” adalah istilah yang di gunakan dalam dunia pos untuk menandakan bahwa paket atau surat yang di kirimkan ke alamat yang salah atau tidak di terima oleh penerima.
Dalam hal ini, paket atau surat tersebut akan di kembalikan ke pengirim sebagai bentuk notifikasi bahwa paket atau surat tersebut tidak di terima oleh penerima. Istilah ini seringkali di tulis pada label pos atau di cetak pada surat.
Faktor Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan paket atau surat di kembalikan ke pengirim sebagai “return to sender”. Beberapa di antaranya adalah:
Salah Alamat atau Alamat Tidak Jelas
Salah satu faktor paling umum adalah saat pengirim memasukkan alamat yang salah atau tidak lengkap bahkan tidak jelas, maka paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim.
Penerima Tidak Di temukan atau Sulit di Hubungi
Terkadang penerima yang sulit di hubungi akan membuat jasa pengirim kebingungan apalagi jika penerima pindah atau tidak ada lagi di alamat yang di tentukan, maka paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim.
Penerima Menolak Paket
Penerima menolak menerima paket atau surat, apa boleh buat maka paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim.
Pembayaran Denda
Biasanya jika paket atau surat membutuhkan pembayaran denda untuk di terima, sehingga pembayaran tersebut tidak di lakukan, maka paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim.
Kondisi Paket yang Buruk
Jika paket atau surat rusak atau tidak dapat di terima karena kondisi fisik yang buruk, maka paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim.
Itulah beberapa faktor yang dapat menyebabkan paket atau surat di kembalikan ke pengirim sebagai “return to sender”.
Hal yang Harus di Perhatikan
Berikut adalah beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika mengalami “return to sender”:
Verifikasi Alamat
Pastikan bahwa alamat penerima yang di berikan benar dan lengkap sebelum mengirimkan paket atau surat.
Kontak Penerima
Jika paket atau surat di kembalikan ke pengirim, pertimbangkan untuk menghubungi penerima untuk memverifikasi alamat yang benar dan untuk memastikan bahwa penerima tidak menolak menerima paket atau surat.
Pembayaran Denda
Jika paket atau surat membutuhkan pembayaran denda untuk di terima, pastikan bahwa pembayaran denda dilakukan sebelum mengirimkan paket atau surat.
Kondisi Paket
Pastikan bahwa paket atau surat di kemas dengan baik dan tidak rusak untuk menghindari kondisi fisik yang buruk yang dapat menyebabkan paket atau surat di kembalikan ke pengiriman
Penyimpanan Paket
Jika paket atau surat di kembalikan ke pengirim, pastikan bahwa paket atau surat di simpan dengan benar dan aman sampai pengirim dapat mengirimkan kembali paket atau surat tersebut.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, pengirim dapat meminimalkan risiko dan memastikan bahwa paket atau surat tersebut di terima oleh penerima dengan benar.
Baca juga: Fantastis! 10 Jasa Pengiriman Paket Tercepat di Indonesia
Prosedur Return to Sender dari Jasa Pengiriman
Prosedur “return to sender” dari jasa pengiriman biasanya melibatkan beberapa langkah berikut:
- Identifikasi: Petugas jasa pengiriman akan memidentifikasi bahwa paket atau surat yang di terima tidak dapat di terima oleh penerima.
- Verifikasi alamat: Petugas jasa pengiriman akan memverifikasi bahwa alamat penerima yang di berikan salah atau tidak lengkap.
- Kontak penerima: Dalam beberapa kasus, petugas jasa pengiriman akan mencoba untuk menghubungi penerima untuk memverifikasi alamat yang benar dan memastikan bahwa penerima tidak menolak menerima paket atau surat.
- Label “return to sender”: Petugas jasa pengiriman akan menandai paket atau surat dengan label.
- Kembali ke pengirim: Paket atau surat akan di kembalikan ke pengirim melalui jasa pengiriman yang sama.
- Notifikasi pengirim: Dalam beberapa kasus, pengirim akan menerima notifikasi bahwa paket atau surat di kembalikan ke pengirim sebagai “return to sender”.
Langkah-langkah ini dapat berbeda-beda tergantung pada jasa pengiriman yang di gunakan.
Namun pada dasarnya prosedur “return to sender” melibatkan identifikasi bahwa paket atau surat tidak dapat di terima oleh penerima dan kembalinya paket atau surat ke pengirim melalui jasa pengiriman yang sama.
Sekian informasi kali ini, semoga bermanfaat! Nantikan artikel inspiratif dan informatif lainnya di Everpro.id!