Pernah mendengar arti kata dari value chain? Kalau belum pernah yuk sama-sama pahami penjelasan di artikel ini.
Bagi yang sudah terbiasa di dunia bisnis, pastilah istilah ini akan sangat mudah di pahami.
Sehingga rantai aktivitas ini dapat mengubah input menjadi output yang sangat bernilai bagi konsumen. Ingin info lebih jelasnya? Berikut penjelasannya di bawah ini:
Baca juga: Ketahuilah! Istilah Bisnis 2023 : Benchmarking adalah
Daftar Isi:
ToggleApa itu Value Chain yang Sebenarnya?
-
Porter (2012)
Menurut Porter yang di kutip oleh David (2012:225), bisnis sebuah perusahaan paling baik di deskripsikan sebagai rantai nilai (Value Chain).
Dimana total pendapatan di kurangi total biaya semua aktivitas yang di lakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau jasa yang di hasilkan nilai.
Oleh karena itu rantai nilai di miliki oleh semua perusahaan.
Namun mencakup berbagai aktivitas seperti memperoleh bahan mentah, merancang produk, membangun fasilitas manufaktur, mengembangkan perjanjian kerjasama, dan menyediakan layanan konsumen.
-
David (2012)
Analisis rantai nilai (Value Chain analysis-VCA) mengacu pada proses yang dengannya perusahaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional.
Hal ini juga di peroleh dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran produk tersebut.
-
Assuari (2011)
Rantai nilai adalah suatu kumpulan yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai.
Yang pada dasarnya di mulai dengan bahan baku dasar, yang datang dari pemasok dan bergerak ke rangkaian aktivitas penambahan nilai (value added).
Apalagi hal ini mencakup produksi dan pemasaran produk, berupa barang atau jasa, dan di akhiri dengan distribusi untuk dapat di terimanya produk oleh konsumen akhir.
-
Pearce dan Robinson (2007)
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2007:158), rantai nilai merupakan sebuah perspektif di mana bisnis di pandang sebagai rantai kegiatan dalam mengubah input menjadi output yang memberikan nilai kepada pelanggan.
Analisis rantai nilai adalah sebuah analisis yang mencoba untuk memahami bagaimana suatu bisnis dapat menciptakan nilai bagi pelanggan dengan menguji kontribusi perusahaan.
Oleh karena itu bisa di simpulkan bahwa Value Chain adalah suatu metode proses perusahaan dalam menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas penciptaan nilai perusahaan.
Sehingga proses input sampai dengan output serta di terimanya produk oleh konsumen akhir.
Tujuan Value Chain
-
Identifikasi Keunggulan dan Kelemahan
Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimana keunggulan (advantage) atau kelemahan (disadvantage) biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai mulai dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen.
-
Penentu Bahan Evaluasi
Untuk mengidentifikasi tahap-tahap Value Chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya.
Namun penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (value added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
-
Menentukan Titik Pengurangan atau Penambahan Biaya
Value Chain Analysis dapat di pergunakan untuk menentukan pada titik-titik di mana dalam rantai nilai yang dapat mengurangi biaya atau memberikan nilai tambah.
Baca juga: Penting! Istilah Bisnis : Arti Sponsorship yang Sebenarnya
Konsep Value Chain
Berdasarkan kutipan menurut Porter (1998:39-41), bahwa Value Chain terbagi dalam dua jenis aktivitas dan di dalam aktivitas tersebut di bagi pada beberapa kategori yaitu sebagai berikut di bawah ini:
1. Aktivitas Primer (Primary Activities)
-
Logistik ke dalam (Inbound Logistic)
Kegiatan ini menerima, menyimpan, dan menyebarkan masukan ke produk, seperti material handling, pergudangan, inventory control, penjadwalan kendaraan, dan kembali ke pemasok.
-
Operasi (Operation)
Dengan adanya operasi bisa mengubah input menjadi bentuk produk akhir (output), seperti mesin, kemasan, perakitan, pemeliharaan peralatan, pengujian, percetakan, dan fasilitas dalam kegiatan operasi.
-
Logistik ke luar (Outbound Logistic)
Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan fisik mendistribusikan produk kepada pembeli, seperti selesai pergudangan barang, material handling, kendaraan operasional pengiriman, pemrosesan pemesanan, dan penjadwalan.
-
Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales)
Pemasaran menyediakan sarana yang pembeli dapat membeli produk dan mendorong mereka untuk melakukannya, seperti iklan, promosi, salesforce, pilihan channels, hubungan dengan channels, dan harga.
-
Pelayanan (Service)
Oleh karena itu pelayanan ini untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian produk.
2. Aktivitas Sekunder (Support Activities)
-
Pengadaan (Procurement)
Pengadaan mengacu pada aktivitas-aktivitas yang di lakukan untuk pembelian input yang di perlukan dalam kegiatan produksi dalam rantai nilai perusahaan, bukan untuk input yang di beli sendiri.
-
Pengembangan Teknologi (Technology Development)
Perkembangan teknologi terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat di kelompokkan menjadi upaya untuk meningkatkan produk dan proses yang di gunakan perusahaan.
-
Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Management)
Manajemen sumber daya manusia terdiri dari kegiatan yang terlibat dalam merekrut, menyewa, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi dari semua jenis personil.
-
Infrastruktur Perusahaan (Firm Infrastructure)
Faktanya infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah kegiatan termasuk manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, urusan pemerintahan, dan manajemen mutu.
Sekian penjelasan mengenai value chain, semoga bermanfaat! Jika Anda ingin mengetahui istilah bisnis lainnya, nantikanlah artikel yang informatif dan inspiratif di Everpro.id!